Selasa, 30 April 2013

Korut Nyatakan Memasuki 'Keadaan Perang' dengan Korsel



Korea Utara (Pyongyang) mengatakan negaranya sedang memasuki "keadaan perang" dengan Korea Selatan. Namun, pemerintah Korea Selatan dan sekutunya, Amerika Serikat, memandang sebelah mata pernyataan negara komunis tersebut.

Pernyataan ini diungkapkan Korea Utara pada Sabtu, 30 Maret 2013. Korea Utara juga mengancam akan menutup perbatasan zona industri dengan Korea Selatan.

Seperti diberitakan Reuters, Amerika Serikat mengatakan Korea Utara sudah terlampau sering melontarkan pernyatan seperti itu. Adapun Rusia, yang juga merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, mendesak semua pihak untuk menahan diri.

Ketegangan antara Korea Utara dan Selatan belakangan semakin memanas sejak pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, memerintahkan uji coba nuklir ketiga pada bulan Februari lalu. Tindakan ini melanggar permintaan PBB agar manuver itu tidak dilakukan. 

"Sejak saat itu, hubungan Utara-Selatan akan memasuki keadaan perang dan semua isu yang diangkat antara Utara dan Selatan akan ditangani sesuai kondisi perang," kata pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi Korea Utara, KCNA.

KCNA mengatakan pernyataan itu dirilis bersama-sama oleh pemerintah Korea Utara, partai yang berkuasa, dan organisasi lainnya.

Sama seperti Amerika, Seoul mengatakan tak ada dari pernyataan terbaru Korea Utara yang perlu ditakutkan. Hal ini tidak akan membunyikan alarm menereka. 

"Pernyataan Korea Utara ini bukanlah ancaman baru, tapi merupakan kelanjutan dari ancaman provokatif mereka," kata Kementerian Unifikasi Utara, yang menangani hubungan politik Korea Selatan dengan Korea Utara, dalam sebuah pernyataan.

Pada hari Jumat, Kim menandatangani perintah menempatkan unit rudal Korut pada posisi siaga untuk menyerang pangkalan militer AS di Korea Selatan dan Pasifik. Perintah ini dikeluarkan setelah pesawat pengebom "siluman" B-2 Spectre Amerika Serikat melakukan latihan terbang di Korea Selatan.

Korea Utara dan Selatan secara teknis telah berada dalam keadaan perang sejak menyepakati gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea 1950-1953. Meskipun Korea Utara sering melontarkan ancaman, beberapa kalangan meyakini Korea Utara berisiko kalah jika nekat berperang. Hingga kini, pejabat Korea Selatan mengatakan tidak ada tanda-tanda aktivitas yang tidak biasa di militer Korut untuk menunjukkan agresinya semakin dekat. (kd)

Sumber: VIVA.co.id

Related Posts:

  • Mengapa Outsourcing?! Ketika mempertimbangkan outsourcing sebagai solusi teknologi informasi banyak hal yang harus diperhitungkan. Komunikasi sangat penting dan bantuan luar Anda menyewa harus mampu berkomunikasi baik dengan baik secara lisan dan… Read More
  • Makalah APBN & APBDNama      :  Hadi Ibrahim (13110075)Kelas      :  2KA04 KATA PENGANTARAlhamdulilah penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat-Nya penyusun dapat me… Read More
  • Save KPK !! Libido anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang terhormat untuk membunuh sebagian kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), rupanya tidak mengenal lelah. Usulan untuk merevisi UU No.30/2002, tentang KPK gencar dilakuk… Read More
  • KepemimpinanDefinisi Kepemimpinan Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya lite… Read More
  • Mengelola Konflik OrganisasiPengertian Konflik Menurut kamus besar bahasa Indonesia konflik adalah percekcokkan, perselisihan, pertentangan. Konflik berasal dari kata kerja bahasa latin yaitu configure yang berarti saling memukul. Secara Sosiologis konf… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya ke blog saya.