Selasa, 11 Desember 2012

Dell XPS 14 (2012 Ultrabook Version) Review

Introduction & Design

Jika XPS 15 $ 1,699.99 di Dell adalah premium kinerja Dell dan laptop multimedia, XPS 14 ultrabook adalah saudaranya sedikit lebih kecil. Keduanya adalah aluminium-shelled notebook dengan keyboard backlit hitam dan silikon berlapis basa, menyerupai kekuatan logam-dan-hitam dan kesederhanaan Apple MacBook Pro dan MacBook Air.



Membandingkan XPS 14 dengan MacBook Air, bagaimanapun, berjalan kacau segera setelah Anda meletakkannya pada skala-atau, ironisnya, baca "Ultrabooks" tab pada halaman 14 XPS dari situs Web Dell. Menyatakan kedua, "Biasanya beratnya sekitar 3 pon atau kurang," tetapi XPS 14 beratnya 50 persen lebih penuh dibandingkan sebesar 4,6 pound.

Itu tidak akan kram paha Anda saat Anda menciak jalan Anda melalui Homeland, tapi di sisi yang besar dan kuat untuk sistem 14-inch tanpa optical drive-meskipun banyak berat badan itu adalah 14 XPS yang mengesankan berumur panjang baterai. Mari kita hanya mengatakan bahwa Dell XPS 13 $ 929,99 di Dell adalah ultrabook sejati, XPS 15 pengganti desktop gagah, dan XPS 14 membagi perbedaan.

XPS 14 adalah tersedia dalam konfigurasi beberapa standar, mulai dari $ 1.099 sampai $ 1.999. Kami menguji tengah, atau $ 1.499, model, yang menawarkan prosesor Intel Core i7-3517U prosesor, memori 8GB, Nvidia GeForce GT 630M grafis diskrit, dan hard drive 500GB dilengkapi dengan 32GB solid-state memori cache. Konfigurasi entry-level mengendap untuk CPU Core i5, RAM 4GB, dan grafis terintegrasi Intel, sedangkan atas baris sesuai unit uji kami kecuali untuk drive 512GB kekalahan solid-state (SSD) di tempat hard disk.

Apakah Anda memanggil 14 XPS ultrabook atau laptop mid-size, Anda akan menikmati keyboard backlit dan beludru magnesium alloy berlapis dek keyboard hitam, speaker yang keras, dan bersemangat-belum-tangguh Gorilla Glass berwajah layar. Dengan skema warna aluminium-dan-hitam memberikan Man Tin di luar dan Batman pada penampilan dalam, XPS 14 menawarkan kecepatan dan kekuatan bagi mereka yang tidak memerlukan optical drive atau full-blown 15-inch layar .

Disain
The 14 XPS memancarkan kekuatan dan kesederhanaan. Bahkan dengan sudut yang membulat, tutup mesin-aluminium dan bingkai memiliki persegi merasa-ini bukan baji. Tutupnya adalah slab mengejutkan tipis aluminium-hanya delapan yang dari satu inci tebal namun merumahkan 14,0 inci, berkilau 1.600 X900-resolusi layar, dibingkai dalam warna hitam glossy.

Dasar adalah grippy plastik hitam, dengan sisi miring bahwa kemiringan ke bawah dari bingkai aluminium tebal. Kisi-kisi dipotong menjadi bagian depan dan sisi belakang dasar, penutup pertama ke bawah menghadap speaker, sementara grill belakang meliputi penggemar built-in. Pusat datar dasar ditutupi tikar, pelindung non-slip silikon.

Kelangkaan BBM Bersubsidi


Kelangkaan BBM bersubsidi disebabkan oleh adanya penambahan jumlah kendaraan baru dan perilaku konsumen menengah atas turut menghabiskan jatah BBM bersubsidi untuk mobil mewah mereka. Pemerintah seolah cuci tangan dan dengan mudahnya melemparkan akar permasalahan pada pengguna BBM di jalan. Demikian juga halnya dengan pendapat para pakar dan artis yang diwawancarai: semuanya seolah sudah mengikuti skenario untuk mengaminkan bahwa perilaku masyarakat pengguna kendaraan bermotorlah yang menjadi sumber utama krisis BBM bersubsidi.

Pertanyaannya, mengapa setiap kali terjadi krisis BBM bersubsidi, masyarakat pengguna BBM selalu dijadikan kambing hitam? Mengapa maraknya kasus-kasus penyelundupan puluhan juta liter yang dilakukan oleh kapal-kapal tanker tidak pernah dimunculkan sebagai “tersangka” meski jumlahnya disinyalir bisa mencapai 70-80% dari quota BBM bersubsidi yang dikapalkan? Betapa ironisnya situasi ini! Pedagang bensin eceran dengan jerigen diawasi dan kalau perlu dituduh sebagai penimbun, sementara puluhan jutaan liter yang dikencingkan tanker-tanker di tengah laut tidak pernah tuntas ditangani! Siapa gerangan yang begitu hebatnya bisa membuat skenario yang bahkan sanggup mencuci otak masyarakat pengguna BBM untuk saling menyalahkan? Sementara itu jaringan mafia penyelundupan BBM bersubsidi yang menghabiskan sebagian besar kuota BBM bersubsidi dapat dengan aman dan nyaman melakukan aksi busuknya.

Untuk kasus kelangkaan BBM bersubsidi di Jabodetabek sebaiknya diadakan pengecekan jumlah riil pasokan BBM ke SPBU: apakah sudah sesuai dengan data yang dilaporkan oleh Pertamina dan pemerintah. KPK harus segera membentuk tim untuk mengadakan audit distribusi BBM yang dikirim dan dipasarkan oleh setiap SPBU di Jabodetabek. Bukankah setiap liternya BBM yang keluar dari pompa SPBU ada data dan resumenya? Kumpulkan semua data meteran dari semua SPBU di Jabodetabek untuk mendapatkan satu angka kebutuhan BBM bersubsidi. Kemudian, bandingkan dengan yang laporan alokasi dan pasokan BBM yang sudah dikirim oleh Pertamina dan yang dilaporkan pemerintah. Apakah ada selisihnya dan seberapa besar selisihnya? Apakah selisihnya wajar atau sudah tidak masuk akal lagi?

Audit serupa juga harus dilakukan terhadap jaringan distribusi BBM bersubsidi secara nasional yang dilakukan oleh Pertamina selaku BUMN yang paling bertanggung jawab. Jumlah BBM bersubsidi yang dikeluarkan dari storage Pertamina harus dipastikan sama dengan jumlah BBM yang diterima di setiap depo penerima sesuai dengan data kebutuhan BBM bersubdisi yang datanya di-update dari setiap pompa BBM di SPBU. Jangan biarkan BBM bersubsidi dihabiskan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab tetapi masyarakat luas pengguna kendaraan bermotor dan pengecer kecil yang selalu dijadikan terdakwanya. Media massa juga harus lebih kritis melakukan pengawasan dan investigasi terhadap masalah ini sehingga tidak lagi mengikuti skenario keji yang dibuat oleh pihak-pihak penguasa korup dan para calo. Semoga.

Kunjungan Kerja DPR ke Luar Negeri


Kunjungan kerja (kunker) DPR ke luar negeri berkali-kali dilakukan. Dan tiap kali pula kunker itu dikritik masyarakat. Ketua DPR Marzuki Alie menilai kritik tersebut tidak adil.

Kasus terakhir, perjalanan Badan Legislatif DPR ke Denmark dan Turki untuk menentukan logo palang merah yang mendapat sorotan publik. Beberapa lembar foto perjalanan legislator jadi pemicu kontroversi.

Dalam foto yang diambil warga Indonesia yang sedang berada di sana tersebut, belasan anggota Baleg DPR tampak bersantai di atas kapal dengan kursi biru, menyusuri Sungai Copenhagen, Denmark.

Badan Kehormatan pun berjanji akan mengusut apakah ada pelanggaran dalam kunjungan kerja ini. Tapi, Ketua DPR Marzuki Alie menilai kritik yang dialamatkan pada instansi yang dia pimpin itu tidak adil.

Menurut Marzuki yang juga politisi Demokrat ini, DPR sudah transparan dan terbuka soal anggaran. Ketidakadilan dia rasa karena menurutnya, DPR sudah berhemat luar biasa.

"Dengan keterbukaan pasti ada kritik. Orang lain nggak ada keterbukaan. Jadi pengelolaan yang baik itu adanya transparansi, makanya kritik banyak. Tapi kritiknya tidak adil," kata Marzuki di gedung DPR, Kamis 13 September 2012.

Dia lantas membandingkan anggaran kunjungan kerja DPR dengan kementerian. “Anggaran DPR berapa sih? Hanya 0,00 sekian persen dari APBN. Masih banyak anggaran perjalanan ke luar negeri di kementerian sampai berpuluh miliar. DPR hanya sekian miliar kok direpotin? Ini kan untuk rakyat,” kata Marzuki lagi.

Dia juga meminta masyarakat maklum apabila ada anggota DPR yang memanfaatkan waktu luang selama di luar negeri untuk berwisata. “Masak orang tidak boleh istirahat satu hari setelah kerja? Ada sisa satu jam, masak tidak boleh jalan, tidak boleh beli oleh-oleh. Ini kan tidak manusiawi, seolah-olah orang dituntut harus kerja terus 24 jam,” ujar Marzuki.

Dalam pandangan Marzuki, kunjungan kerja--termasuk ke luar negeri--penting dilakukan dalam rangka pengawasan dan legislasi.

Meski begitu, Pimpinan DPR melalui rapat sepakat untuk melarang kunjungan kerja dalam dalam konteks pengawasan. Kunjungan kerja tetap dilaksanakan dalam konteks legislasi alias membuat undang-undang.

"Dalam konteks legislasi harus hati-hati dalam hal kebijakan publik. Kebijakan publik harus dengan referensi yang luas. Makanya dalam kaitan legislasi kami buka komisi-komisi, pansus-pansus untuk melakukan kunker," kata dia.

Kunker DPR, penting atau pemborosan?
Bukan sekali ini saja kunjungan kerja para wakil rakyat menuai kontroversi. Dalam musim kerja, DPR kerap mengagendakan perjalanan ke sejumlah negara. Sebagian besar kunjungan ini, terkait dengan pembahasan undang-undang.

Di tahun ini saja, beberapa kunjungan berbiaya miliaran rupiah ke beberapa negara, menuai penolakan karena dinilai pemborosan. Berikut beberapa kunjungan dalam catatan VIVAnews tahun ini yang menuai 'badai' penolakan:

Baleg DPR ke Turki dan Denmark
Menurut Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok Sky Khadafi, alokasi anggaran kunjungan anggota Baleg ke dua negara itu sebesar Rp1,3 miliar.

Kunjungan ke dua negara itu berlangsung 3-8 September 2012. Tujuannya, menentukan lambang Palang Merah Indonesia dalam rangka penyusunan Rancangan Undang-undang PMI.

Kontroversi kunjungan kerja ini mencuat setelah seorang warga negara Indonesia yang ada di sana memotret kegiatan santai para legislator di atas kapal di Sungai Copenhagen.

Akibatnya, BK DPR sempat mengusulkan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri.

Penolakan tidak hanya datang dari publik. Anggota Badan Legislatif, Taslim Chaniago menilai studi banding 20 anggota Baleg ke Denmark dan Turki itu tidak perlu.

Menurut politisi Partai Amanat Nasional itu, lambang palang merah tak perlu dipersoalkan dalam pembuatan RUU Palang Merah karena sudah menjadi ketentuan internasional.

"Bila diubah dengan logo lain, dan masuk ke daerah konflik, maka orang tak akan mengenal logo selain Red Cross, bisa menimbulkan masalah baru," Taslim menjelaskan.

Pansus UU Desa ke Brasil
Agustus lalu, sebanyak 13 anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang tergabung dalam Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Desa melakukan kunjungan ke Brasil terkait penyusunan RUU yang sedang mereka garap.
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) memperkirakan, anggaran lawatan para politikus itu menghabiskan sekitar Rp1,6 miliar.

Koordinator Fitra, Uchok Sky Khadafi menjelaskan, anggaran sebesar itu untuk memenuhi kebutuhan 13 anggota dewan dan tiga staf.

"Keberangkatan mereka ke Brazil ini momen paling pas ketika publik lagi disibukkan pulang ke Jakarta. Tujuannya agar jangan banyak kritisi atas kunjungan mereka ke Brasil," kata Uchok.

"Dan cara menghabiskan anggaran paling pintar dengan memilih Brasil, karena tiket mahal sekali," dia menambahkan.

Sementara, anggota komisi II yang juga anggota Panja RUU Desa Abdul Malik Haramain mengaku tak mengetahui mengenai dana tersebut."Tentang anggaran saya nggak mengerti sama sekali."

Rombongan Pansus RUU Desa ke Brasil itu berangkat dipimpin oleh politisi PDIP Budiman Sudjatmiko dengan anggota Abdul Gaffar Patappe, Nanang Samodra, Subakyo, dan Eddy Sadeli (Fraksi Partai Demokrat), Nurul Arifin dan Taufiq Hidayat (Fraksi Partai Golkar), Arif Wibowo (Fraksi PDIP), Yan Herizal (Fraksi PKS), Totok Daryanto (Fraksi PAN), Thalib (Fraksi PPP), Bachruddin Nasori (Fraksi PKB), dan Miryam S. Haryati (Fraksi Hanura).

Pimpinan DPR mengatakan, kunjungan kerja ke Brazil itu sudah mendapat persetujuan dari DPR. "Ketika rapat pimpinan DPR juga sudah disampaikan, pemberian izin itu secara resmi diberikan oleh pimpinan DPR," kata Wakil Ketua DPR, Pramono Anung.

UU Desa ke China dan Venezuela
DPR melakukan kunjungan ke China dan Venezuela untuk pembahasan UU Desa dan Jerman sera Jepang untuk UU Pemda. Studi banding itu dilaksanakan pada 6 Juli 2012.
Anggota Pansus RUU Pemda dan RUU Desa, AW Thalib, mengungkap lawatan itu bertujuan untuk melakukan studi banding terkait pembahasan dua undang-undang tersebut.

"Yang jelas anggota pansus sudah menentukan siapa yang ke Venezuela dan China. Dari rombongan itu nanti dibagi dua. Saya kebagian ke Venezuela," kata AW Thalib di Gedung DPR, Selasa 19 Juni 2012.
Venezuela dan China dipilih karena masih memiliki kemiripan karakter dengan Indonesia. Yaitu, masyarakatnya masih hidup dalam ketergantungan sektor agraria dan sifat masyarakatnya yang beraneka ragam. Nah, DPR ingin tahu bagaimana negara itu mengelola keanekaragaman warganya itu.
Pansus juga ingin mengetahui bagaimana sistem, proses, dan pengelolaan pemerintahan desa di China dan Venezuela. Pasalnya, desa di kedua negara itu secara struktur tidak masuk dalam pemerintahan tapi memiliki peran yang strategis. Ini akan menjadi pembanding dan salah satu sumber masukan yang akan dibahas DPR dan pemerintah nantinya.

Sementara Pansus RUU Pemda diperkirakan akan ke Jerman dan Jepang pada September 2012 mendatang. Awalnya memang direncanakan untuk berangkat dalam waktu dekat. Namun, kemudian ada pemberitahuan untuk ditunda hingga September.

Panja RUU Penyiaran ke Amerika Serikat dan Inggris
Fitra kembali menyoal perjalanan anggota Komisi I DPR yang tergabung dalam Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-undang Penyiaran sedang melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat dan Inggris.

Pada bulan Juli lalu, anggota Komisi I yang tergabung dalam Panja RUU Industri Strategis juga bertolak ke Spanyol dan Brasil.

Berdasarkan perhitungan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), biaya kunjungan menuju empat negara itu menghabiskan anggaran sebesar Rp4 miliar.

Komisi I DPR ke Jerman
Ada empat negara tujuan yang menjadi destinasi Komisi I DPR pada pertengahan April 2012, yaitu  Jerman, Ceko, Polandia dan Afrika Selatan. Tapi, saat di Jerman, kehadiran wakil rakyat menuai penolakan.

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman, bersama dengan PPI Berlin, dan Nahdatul Ulama Cabang Istimewa Jerman, memprotes kedatangan Komisi I DPR RI di negeri itu.

Aksi protes ini disampaikan para mahasiswa dan mahasiswi yang hadir di acara tatap muka dengan para wakil rakyat. Penyampaian disampaikan secara lugas, tegas dan 'menohok'.

Seperti diungkapkan salah satu mahasiswa, berkaca dari pengalaman, kunjungan kerja anggota dewan ke Jerman hanya menghambur-hamburkan uang. Sebab kunjungan kerja selalu menyertai anggota keluarga.

"Semoga keikutsertaan keluarga kali ini tidak menggunakan anggaran negara, uang negara sepersen pun," katanya, saat itu.

Keikutsertaan anggota keluarga dinilai tidak efektif dan tidak ada urgensi dengan tugas anggota dewan. "Seperti orang kampung."

Selain itu, Komisi VIII DPR RI juga kunker ke Dermark dan Norwegia. Kunjungan itu akan digelar pada 27-29 April 2011. Selama kunjungan itu, Komisi VIII akan dibagi menjadi dua kelompok.

Kunjungan ini bertujuan mencari masukan guna menyusun Rancangan Undang-undang (RUU) Kesetaraan Gender.

Augmented Reality


Mobilitas tanpa Kompromi
Augmented Reality (AR) adalah konsep pelapisan konten visual (i.e. grafik) di atas pemandangan dunia nyata seperti yang terlihat melalui sebuah kamera. AR mentransformasi perangkat mobile Anda ke dalam sesuatu yang digambarkan sebagai suatu cermin ajaib dimana Anda dapat berinteraksi dengan dunia nyata. Dari permainan dan gaming ke media/marketing interaktif ke how-to/bantuan, augmented reality membuka pintu untuk aplikasi dan layanan mobile baru.

AR SDK Qualcomm untuk smartphone Android sekarang tersedia untuk di-download. SDK ini akan memungkinkan generasi baru dari aplikasi AR yang memungkinkan pengalaman 3D interaktif untuk mengambil tempat pada obyek sehari-hari. SDK menggunakan teknologi visi komputer untuk menghubungkan secara ketat grafik dengan obyek mendasar dan fitur dukungan untuk target gambar, penanda bingkai, tombol virtual dan obyek 3D sederhana. Download AR SDK sekarang melalui portal QDevNet yang menawarkan penciptaan target online dan perangkat manajemen termasuk contoh pelatihan.

Persaingan Gadget Apple vs Samsung



 
Akhir dari babak pertarungan antara dua nama vendor besar saat ini yaitu Apple vs Samsung sudah memasuki babak final, dalam persidangan yang berlangsung di kandang Apple, tepatnya di Pengadilan Tinggi San Jose, Caifornia, Amerika Serikat, pekan lalu dewan juri menilai Samsung telah melanggar paten dari produk milik Apple. Dari keputusan ini pihak Samsung akan dikenai denda dan membayar royalty kepada Apple sebesar US$1,51 miliar, lebih kecil dari jumlah yang dituntut oleh Apple yaitu $2,5 miliar.

Hasil ini berbeda dengan keputusan pengadilan di kandang Samsung. Di Korea Selatan baik pihak Samsung dan Apple sama-sama dianggap melanggar paten dan keduanya harus membayar denda. Samsung dikenai denda 25 juta Won sedangkan Apple 40 juta Won.

Pengadilan Korea Selatan, seperti dilansir Paseban, juga menerapkan larangan terbatas untuk produk dari kedua vendor tersebut yang tercantum dalam berkas keputusan.

Produk-produk tersebut adalah iPhone 3GS, iPhone 4, iPad, iPad 2, Galaxy SI, Galaxy SII, Galaxy Tab, dan Galaxy Tab 10.1. Apple dinyatakan melanggar dua paten Samsung sebaliknya Samsung telah melanggar satu paten milik Apple.
 
Sebenarnya jumlah denda yang harus dibayar olehSamsung bukanlah masalah besar bagi Samsung karena Samsung sendiri saat ini adalah produsen smartphone terbesar di dunia yang menguasai hampir 70% pasar teknologi gadget Android. Namun tidak bisa dihindari kekalahan ini akan memberikan dampak negatif terhadap nama Samsung.

Meskipun demikian, hasil suara dewan juri tersebut belum ‘diketuk palu’ oleh Hakim Lucy Koh karena menganggap masih ada yang harus ‘dirapihkan’ dari keputusan juri tersebut.

Walaupun sudah bisa dipastikan bahwa kali ini Apple menang telak dari Samsung.

Di bawah ini, seperti dilansir Paseban akan mengulas kronologi kasus dari pertarungan Apple dan Samsung mengenai paten teknologi yang telah menjadi kasus terbesar di dunia teknologi gadget sepanjang tahun 2011-2012 ini.

April 2011

Samsung telah bersaing dengan Apple dengan memasarkan produk andalannya masing-masing di pasar gadget Amerika Serikat. Tetapi persaingan ‘sportif’ itu berubah saat pihak Apple pada tanggal 15 April 2011 melayangkan gugatan kepada Samsung karena perusahaan asal negeri Ginseng ini dianggap telah meniru desain dari iPhone. Selang beberapa hari giliran Samsung yang menggugat balik Apple karena dianggap telah meniru teknologi 3G dan wireless dari Samsung. Kedua kasus tuntutan tersebut digabungkan dan telah disidangkan di pengadilan Korea Selatan, Australia, Jepang, Jerman dan juga Amerika Serikat.

Mei 2011

Pengacara dari pihak Samsung meminta kode dan data dari iPhone 5 dan iPad 3 karena Samsung mencurigai bahwa produk Apple yang akan datang ini telah meniru konsep yang dimiliki dari Samsung dan akan membahayakan produk Samsung terbaru nantinya. Pengadilan menolak permintaan dari Samsung mengenai data iPhone 5 dan iPad 3 ini.

Agustus 2011

Samsung mengalami tamparan pertama setelah pengadilan Jerman melarang penjualan dari Galaxy Tab 10.1 di seluruh Eropa terkecuali Belanda. Belum cukup yang dialami Samsung karena pengadilan Jerman juga meminta penjualan dari Galaxy S, Galaxy S-2, Galaxy Ace di Jerman ikut dihentikan.

September 2011

Penjualan Samsung Galaxy Tab 10.1 dihentikan karena dianggap melanggar hak paten, desain, tampilan dan nuansa dari iPad.

Oktober 2011

Di bulan ini perang paten terjadi di Australia setelah pengadilan di sana memutuskan untuk melarang penjualan dari Galaxy Tab 10.1. Samsung melalui produk tabletnya tersebut dianggap telah meniru teknologi layar sentuh dan sistem pengendaliannya dari Apple.

November 2011

Samsung membalas Apple dengan meminta data dan kode dari iPhone 4S untuk dievaluasi dan meminta pengadilan menyetujui penundaan penjualan iPone 4S di pasar gadget Australia. Apple membalasnya lagi dengan meminta pengadilan Jerman untuk melarang Galaxy Tab 10.1N terbaru yang sudah didesain ulang oleh Samsung karena juga dianggap telah meniru desain dari iPad.

Namun pengadilan Australia menggugurkan tuntutan dari Apple dan akhirnya Samsung Galaxy Tab 10.1 diijinkan untuk dipasarkan di Australia pada bulan Desember 2011.

Desember 2011

9 Desember penjualan Galaxy Tab 10.1 dimulai. Tetapi perang Apple vs Samsung belum berakhir. Kedua perusahaan sama-sama telah mengeluarkan biaya yang sangat besar. Ini bukan lagi sekedar masalah produk dan paten tetapi masalah harga diri dan gengsi dari kedua nama produsen gadget dunia.

Januari 2012

Sejalan dengan persaingan Apple vs Samsung di pasaran teknologi gadget, persaingan juga masih terjadi di meja hijau. Apple kembali melayangkan gugatan kepada Samsung dengan memberikan bukti berupa kode desain dan data sertifikat resmi dua produk mereka yang dianggap ditiru oleh 10 jenis produk smartphone besutan Samsung.

Februari 2012

Pengadilan Jerman memutuskan Galaxy Tab 10.1N tidak mirip dengan iPad. Samsung membuat Galaxy Tab 10.1N ini didesain ulang khusus untuk pasar gadget Jerman dengan mengubah materi dan desain tampilannya.

Maret 2012

Samsung mendaftarkan gugatan baru terhadap Apple. Samsung mengklaim bahwa 3 paten teknologi miliknya telah digunakan oleh Apple pada iPhone 4S dan iPad 2. Gugatan ini dikeluarkan beberapa jam sebelum Apple mengadakan acara peluncuran dari iPad 3 atau iPad HD. Pertarungan ternyata belum ingin diakhiri oleh Samsung.

April 2012

Negosiasi sempat dicoba dilakukan oleh masing-masing kedua belah pihak. Para petinggi dari Apple dan Samsung bertemu untuk menemukan jalan keluar dan mengakhiri perselisihan tersebut. Pertemuan dilakukan setelah pengadilan California, Amerika Serikat memerintahkan keduanya untuk berpartisipasi dalam pertemuan untuk menemukan solusi dan jalan keluar yang dipimpin oleh seorang Hakim. Negosiasi ini berakhir di tengah jalan.

Juli 2012

Tahap akhir dari kisah saga perang Apple versus Samsung dimulai bulan Juli. Keduanya memberikan berbagai dokumen berupa foto prototype, email korespondensi antar kedua perusahaan, dan transkrip deposisi dari para saksi ahli yang didatangkan oleh masing-masing kedua belah pihak. Dari kedua berkas dokumen diajukan didapat informasi bahwa isi dokumen Apple menyatakan bahwa Samsung telah melakukan pelanggaran hak paten dan meminta mereka untuk membayar ganti rugi terhadap Apple.

Sedangkan berkas dokumen Samsung menyatakan bahwa Apple berusaha untuk melumpuhkan kompetisi pasar dan berusaha untuk memonopoli penjualan teknologi gadget dan meraih untung sebesar-besarnya. Pengadilan ini juga didengar oleh dewan juri berjumlah 10 orang yang memiliki kewenangan dalam membulatkan suara dan memutuskan siapa yang akan keluar sebagai pemenang dari pertarungan ini.

Apple mengajukan bukti berupa dokumen milik Samsung yang isinya menggambarkan evaluasi Samsung terhadap produk dari iPone. Di dalamnya terdapat data-data perbandingan antara Galaxy S dengan iPhone yang juga merekomendasikan agar Galaxy S dibuat dan bekerja lebih ‘mirip’ iPhone 4S.

Agustus 2012

25 Agustus 2012 pihak dewan juri memutuskan bahwa Samsung telah melanggar beberapa paten milik Apple. Dewan juri mengambil keputusan setelah menganggap bukti-bukti yang diberikan pihak Apple mendukung keputusan tersebut. Sedangkan bukti-bukti yang dibawa oleh Samsung dinilai tidak cukup kuat. Dewan juri memutuskan Samsung harus membayar denda atau ganti rugi sebesar $1,51 miliar kepada Apple. Dengan kekalahan ini maka pengguna smartphone di Amerika Serikat dan beberapa Negara lainnya harus menghadapi kenyataan untuk sementara tidak dapat merasakan pengalaman menggunakan tablet dan smartphone dari Samsung dan tidak menutup kemungkinan beberapa gadget Android lainnya.

Tetapi untuk penggemar Samsung tidak perlu berkecil hati karena Samsung selama masa pengadilan sengketa paten ini berlangsung, telah membuat banyak inovasi yang sepertinya akan menjadi masa depan cerah untuk vendor satu ini. Keputusan pengadilan yang merugikan Samsung sepertinya dapat membuat mereka membuat rancangan yang lebih baik dan inovatif dibanding Apple.

Sumber : www.bisnis.com


Selasa, 20 November 2012

Google Nexus 4 Review


For the Android purist, only an unlocked Nexus phone will do – since network-subsidised Android phones are somewhat compromised, thanks to their skins, carrier modifications, and infrequent OS updates. Enter the Google Nexus 4 (£239 sim-free for the 8GB model), a totally streamlined smartphone running the new Android 4.2 Jelly Bean OS in its stock form.
The phone is manufactured by LG now, rather than Samsung which made last year’s Galaxy Nexus, and the price is very tempting. Indeed, the Nexus 4 represents a great deal for what amounts to the cleanest – and in our opinion, best – Android experience you can get, despite a few significant flaws.

Design and display

From a short distance, the Nexus 4 looks almost identical to the Samsung Galaxy Nexus. But that’s an illusion; instead of the hard plastic sides and back of the Samsung version, the LG model is nicely finished in clear glass on the back, with a lovely sparkling pattern that seems to move as you tilt the handset.

The sides are finished with a grippy soft touch rubber, and there’s a smoked chrome accent ring around the front. The phone measures 69 x 9 x 134mm (WxDxH), and weighs 139 grams. It's a beautiful design that befits a Nexus: Understated, classy, and without frills.


There's not much in the way of hardware controls. The right side features a lone power button, while the left panel houses a chrome volume rocker and a micro-SIM card slot; if you want to switch SIM cards, you open it using a tiny metal key LG provides in the package. A standard-size 3.5mm headphone jack is found up top, while the microUSB port for charging and syncing the phone is on the bottom of the phone.
The 4.7in IPS LCD packs a 1,280 x 768 resolution, and is covered in Corning Gorilla Glass 2. There's less of a gap between the glass and display than before, which is noticeable when you tilt it on its side. The screen is responsive and feels great to the touch. Whites are significantly brighter than the dim, yellowish ones on the Galaxy Nexus. Web pages on the iPhone 5 still look better, thanks to better viewing angles and a still brighter screen, and the iPhone 5's fonts are also kerned more closely and easier to read. But the Nexus 4 display is a tremendous improvement, and it's considerably larger than the iPhone 5's 4in screen. In my tests, typing on the on-screen keyboard was comfortable and responsive in both portrait and landscape modes.

Performance and hardware

The phone’s voice quality was generally good, even excellent in the earpiece, with plenty of gain, and a crisp, natural tone. Transmissions through the mic were a little thin and robotic sounding, though, and the noise cancelling algorithm seemed to struggle with some moderate construction noise in the background. Reception was solid, and a huge improvement over the spotty reception I experienced with the Samsung Galaxy Nexus.

Calls sounded clear through a Jawbone Era Bluetooth headset, though it was a little unreliable; I had trouble getting calls to stay in the headset, and while I could trigger voice dialling over Bluetooth, Android's built-in voice recognition never understood the number I was trying to dial. The speakerphone gets quite loud, but it has a piercing tone at maximum volume that's uncomfortable to listen to.
We're still testing the Nexus 4's 2100mAh battery and will update this review as soon as we have a result. It's worth noting that the Nexus 4 also supports wireless charging with compatible charging pads (although it doesn't come with one of these). Wireless charging is useful, but not as perfect as it sounds; you still have to plug the wireless charging mat into the wall. But at least you don't have to plug and unplug the actual phone each time.
The Qualcomm Snapdragon S4 Pro quad-core 1.5GHz processor (with built-in Adreno 320 GPU) and 2GB RAM pack a real performance punch. The phone became quite warm during benchmark tests, even hot towards the top of the back panel – but it never overheated. The results were about what I had expected – roughly equivalent to the Optimus G, with excellent gaming performance, though the Chrome browser wasn't quite as fast as it is on the Galaxy S III.
In terms of connectivity, there’s no LTE on board the Nexus 4, but you do get HSPA+ 42 support which can still provide some pretty nippy surfing (besides, not everyone can get on EE’s 4G LTE network yet, by any means). You get 802.11b/g/n Wi-Fi, and the phone had no problem connecting to our WPA2-encrypted 5GHz office network.

As for the fresh version of Android the Nexus carries, Jelly Bean 4.2 is an evolutionary but nonetheless welcome upgrade over 4.1, thanks to its new Photo Sphere and Miracast features (more on those in a moment). You can also swipe over the keyboard when typing, similar to the venerable Swype keyboard, but with improved predictive text capability. The Nexus 4 fits five icons across the app tray instead of four, and there are five home screens you can swipe between and customise.

Specifications

Manufacturer and Device
(LG/Google) Nexus 4
Screen Details
1,280 x 768-pixel IPS capacitive touchscreen
Bands
850, 900, 1800, 1900, 2100, 1700
Physical Keyboard
No
Operating System
Android 4.2
Network
GSM, UMTS
High-Speed Data
EDGE, HSPA+ 42
Form Factor
Candy Bar
Megapixels
8 MP
Bluetooth
Yes
Camera
Yes
Camera Flash
Yes
microSD Slot
No
802.11x
Yes
Processor Speed
1.5 GHz
Screen Size
4.7in
CPU
Qualcomm Snapdragon S4
Storage Capacity
8GB/16GB
GPS
Yes